Kegemukan ternyata bukan hanya dipicu oleh jumlah dan jenis makanan yang kita asup, tetapi juga cara kita memakannya. Ada yang berpendapat, orang yang terbiasa makan secara cepat lebih mudah kegemukan.

Kaitan antara cara makan dengan pertambahan berat badan sudah lama diteliti. Dalam studi teranyar yang dimuat dalam Journal of the American Dietetic Association, para peneliti menemukan mereka yang makan secara cepat memang lebih gemuk dibanding orang yang makan perlahan.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap 1.6000 perempuan usia 40-50 tahun di Selandia Baru. Para responden itu menilai cepat lambatnya kebiasaan makan mereka. Para ahli juga meminta data kesehatan para responden seperti usia, berat badan dan kebiasaan lain.

Separuh responden menjawab mereka makan dalam kecepatan yang normal dan 32 persen mengaku mereka makan secara cepat, sementara 15 persen mengaku tergolong dalam orang yang makan dengan perlahan.

Sejauh ini diketahui orang yang masuk dalam kelompok makan secara cepat memiliki indeks massa tubuh lebih tinggi. Penelitian ini sendiri masih berlanjut dan akan dilakukan analisa dua tahun mendatang untuk mengukur jumlah pertambahan berat badan yang terjadi pada masing-masing kelompok tersebut.

Studi lain yang pernah dilaporkan dalam majalah TIME menunjukkan orang yang makan dengan sendok besar justru mengasup makanan lebih sedikit. Sementara itu studi yang dilakukan di Jepang tahun 2008 menyebutkan orang yang terbiasa makan secara cepat memiliki risiko kegemukan tiga kali lebih besar dibanding orang yang makan pelan-pelan.
Mudah lupa merupakan gejala khas pada orang pikun yang disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak. Namun sebelum gejala itu muncul, proses kerusakan sudah dimulai. Gigi tanggal pada orang dewasa sering menandai dimulainya kemunduran fungsi otak.

Tidak seperti gigi susu pada anak-anak, gigi permanen pada orang dewasa tidak akan tanggal dengan sendirinya melainkan dipicu hal lain. Salah satu faktor yang memicu gigi tanggal adalah adanya masalah pada gigi, gusi dan mulut.
Ahli saraf dari Jepang, Dr Nozomi Okamoto dalam penelitian terbarunya menungkap bahwa kondisi kesehatan gusi yang merupakan penyebab gigi tanggal berhubungan erat dengan risiko kepikunan. Ia menyimpulkan hal itu setelah meneliti 6.000 lansia berusai 65 tahun ke atas.

"Infeksi yang terjadi di gusi dapat menyebabkan senyawa tertentu yang memicu radang. Senyawa ini bisa terbawa oleh aliran darah menuju tempat lain termasuk otak, lalu menyebabkan radang di jaringan tersebut."

Dan yang terjadi di jaringan otak dapat menyebabkan kematian sel-sel saraf yang hampir seluruhnya berpusat di sana. Kerusakan pada saraf-saraf memori dan kognitif adalah penyebab utama terjadinya kepikunan pada orang dewasa maupun lansia.

Dr Nozomi mengungkap, lansia yang memiliki gigi yang masih lengkap punya risiko paling rendah untuk mengalami kepikunan. Sebaliknya, lansia yang tidak punya gigi atau sudah kehilangan sebagian giginya punya risiko tinggi untuk menjadi pikun lebih cepat.

"Hilangnya reseptor-reseptor di sekitar gigi berhubungan erat dengan matinya saraf-saraf tertentu di otak, yang nantinya memicu kemunduran fungsi kognitif," ungkap Dr Nozomi seperti dikutip dari Healthday, Rabu (4/1/2011)."

Beberapa fakta tenyang menyikat gigi : 

Ternyata, Males Sikat Gigi Bisa Menyebabkan Kematian

Menyikat gigi minimal dua kali sehari bukan hanya untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, tetapi mencegah penyakit kronis.

Berdasarkan penelitian, orang yang menyikat gigi kurang dari dua kali sehari memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.

Sejumlah pakar kesehatan gigi Bristol University menemukan sejumlah bakteri di mulut yang dapat masuk ke aliran darah dan memicu penyumbatan. Kondisi ini meningkatkan potensi penyakit jantung dan stroke.

Salah satu yang paling banyak berkembang biak di dalam mulut yang tak bersih adalah bakteri Streptococcus. Bakteri ini memang tak memiliki akses langsung ke dalam tubuh, tapi berpeluang masuk ke aliran darah ketika terjadi perdarahan pada gusi. Masih banyak jenis bakteri lainnya yang ada di gigi kita.

Bakteri yang menyelinap ke pembuluh darah akan memicu terjadinya pembekuan darah yang akhirnya berpotensi menyumbat suplai darah ke jantung dan otak.

Hasil penelitian ini memperkuat studi sebelumnya di Skotlandia terhadap lebih 11 ribu orang dewasa. Studi ini menemukan, orang dengan kesehatan gigi dan mulut buruk berisiko 70 persen lebih tinggi terkena penyakit jantung.
  Faktor Penyebab Ompong :
1. Faktor genetik.
- Ada orang yang benar-benar tidak mempunyai gigi satu pun.Biasanya ada faktor keturunan.
- Tidak mempunyai satu atau 2 gigi atau lebih namun tidak general ompong.

2. faktor penyakit tertentu, kelainan fungsi tubuh (penyakit sistemik)
misalnya penderita diabetes mellitus stadium lanjut yang biasanya giginya tanggal dengan sendirinya.

3. Faktor lokal dari dalam gigi/rongga mulut
misalnya
- karies atau infeksi jaringan gusi atau gigi berlubang yang karena aktivitas bakteri dapatmengakibatkan ketahanan dan kekuatan jaringan pendukung berkurang sehingga menyebabkan gigi goyang/ mahkota gigi habis sehingga gigi tidak dapat dipertahankan sehingga dilakukan pencabutan.

- pencabutan karena indikasi perawatan kawat gigi/ orthodonti.

4. Lain-lain , misalnya karena kecelakaan/ trauma.

Akibat gigi ompong jika dibiarkan saja antara lain:
1. Faktor estetis.
Terutama jika gigi yang hilang adalah gigi depan.

2. Proses pengunyahan terganggu/ gangguan fungsi pencernaan.
Terlebih jika gigi yang tanggal adalah gigi belakang apalgi jika gigi yang hilang dalam jumlah banyak. Jika pengunyahan sering tidak sempurna maka akibat lebih jauh lagi adalah gangguan fungsi pencernaan.(misal pada lambung)
gigi adalah gerbang pertama dari ketahanan tubuh. Sebagai contoh, jika makanan ditelan dalam keadaan utuh tanpa dikunyah oleh gigi, maka akan memperberat kerja dari lambung dan bagian pencernaan.

3. Menyebabkan gigi renggang/ pergeseran gigi ke tempat yang kosong.
Gigi lama-lama dapat bergeser ke tempat yang kosong. Jika hal itu terus berlanjut akan berakibat gigi renggang dan lebih jauh dari itu gigi akan berubah posisi menjadi tak teratur.

4. Menimbulkan masalah gigi / jaringan pendukung gigi.
Jika gigi renggang. maka makanan mudah terselip. Kemungkinan juga dapat terjadi infeksi/penyakit pada gusi/ jaringan pendukung gigi lain yang menerima beban kunyah yang berat.

5.Berubahnya hubungan kontak antara gigi geligi bawah dengan gigi geligi atas waktu mulut ditutup (oklusi gigi)
Biasa terjadi pada kasus kehilangan gigi molar pertama . meskipun satu gigi yang hilang namun gigi molar pertama adalah merupakan kunci oklusi gigi , sehingga dapat menyebabkan perubahan oklusi gigi.

6. Menimbulkan masalah pada sendi TMJ (temporo mandibular Joint)
Dapat terjadi jika gigi yang bergeser tidak teratur sehingga terjadi traumatik oklusi ( trauma pada saat gigi berkontak) yang terus menerus dibiarkan dan tidak diatasi.
Biasanya gejalanya dapat disertai dengan nyeri kepala dsb.

7. Gigi antagonis/ lawan akan tampak tumbuh lebih panjang / modot.
saat ompong pada bagian gigi bawah,maka otomatis gigi bagian atas akan turun. Karena, gigi akan mencari kontak. Saat gigi turun ke bawah, maka akar kelihatan dan terasa ngilu. Kemudian, gigi akan goyang.

8. Mengganggu fungsi bicara / pengucapan tidak jelas .
Biasa terjadi jika kasus kehilangan gigi depan atau kehilangan gigi dalam jumlah banyak

9. Faktor psikologis
Biasanya kondisi ompong terutama gigi depan akan menyebabkan rasa rendah diri. Selain itu merasa mengganggu orang lain jika saat berbicara karena air ludah turut keluar saat bercakap-cakap..

10. mengakibatkan gangguan kesehatan.
Kondisi gigi ompongi tentu bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu dalam mengunyah makanan sehingga secara otomatis asupan gizi ke tubuh juga akan berkurang.  

7 Kebiasaan Buruk Para Jomblo

7 Kebiasaan Buruk Para Jomblo
1. negatif thinking
Misalnya, kalau pas lagi jalan sendiri, lalu ada yang tanya (teman kerja atau teman sekampus lain jurusan), “Koq sendiri?”
Langsung deh reaksinya seperti ini : “Sudah tau sendiri, pake tanya2. Mentang2 gua jomblo. Nyindir, ya?!”
Atau, suatu kali ngelihat ada orang lain yang ngelihatin :
“Kenapa sih liat-liat?! Aneh ya, kerena gua jomblo?!”
Padahal “Koq Sendiri?” itu kan pertanyaan standar orang yang pengen tanya tapi ngga tahu mau tanya apaan. Cuma basa-basi. Nggak ada maksud apa-apa. Malah kalo tanyanya “Koq berdua?” atau “Sama siapa?” jadi aneh bin konyol. Lha sudah jelas sendiri pake tanya “Koq berdua?” segala.
Dan orang yang ngelihatin bisa saja karena rasa-rasanya koq kenal. Atau kagum sama tahi lalat di pipinya. Dipikirnya, “Hoki bener tuh orang ada tahi lalat dipipinya. Coba kalo tahi kebo ato kucing, kan jelek.” – jadi ngga ada kaitannya sama kejombloan kita.
Begitulah kalau sudah dikuasai pikiran negatif. Segala sesuatu disikapi secara negatif. Ibarat orang pake kacamata hitam, semua yang dilihatnya jadi serba hitam. Lalu bagaimana mengatasinya? Tidak ada cara lain, ganti kacamatanya dengan yang lebih terang. Jangan salahkan obyek yang dilihat.
2. Citra diri yang negatif
“Siapalah saya ini. Tampang pas-pasan. Nggak bisa apa-apa pula. Otak belet, lha nilai kuliah saja hampir ngga pernah bergeser dari C. Dapet B tuh untung. A, wah ajaib bener, anugerah-Mu deh. Mana ada yang mau sama saya. Seandainya saya jadi orang lain pun, ngga bakalan koq saya mau punya pacar kayak diri saya begini.”
Padahal gambaran kita tentang diri kita sendiri akan sangat berpengaruh terhadap pikiran, perasaan dan sikap hidup kita.
3. Rumput tetangga kelihatan lebih hijau
“Duh, enak nian punya pacar kayak die. Kemana-mana ada yang nemenin. Ada yang perhatiin and diperhatiin. Ada shoulder to cry on. Malam minggu ngga cengo sendiri dirumah. Lonely. Isa ngerasain Dag Dig Dug Serr tiap nunggu doi. Kapan pun dan Dimana pun ada yang selalu bisa di-call. Pokoknya asyik deh.”
Jadi nganggepnya hidup orang lain tuh lebih enak, lebih baik, lebih nikmat, lebih segalanya. Lalu kita berandai-andai ; seandainya hidup kita kayak die, dunia kita kayak dunia die. Seolah kita nih baru bahagia kalo kayak die. Kita jadi kurang bersyukur dengan hidup kita sendiri. Padahal, mana ada sih orang yang hidupnya selalu senang?
Siapapun pastilah punya senang dan susahnya sendiri. Punya pacar ngga melulu enak koq. Kadang ada sebelnya juga. Kadang bisa bikin jengkol, eh, jengkel dan stress juga. So, jangan heran kalau yang sudah punya pacar pun bisa mikir begini: “Duh, enak nian ngejomblo. Bebase sebebas burung di udara, Asyike seasyik ikan di laut. Nikmate senikmat udang rebus Mang Engking di Jogja, sambel terasinya itu loh… uueenak poll…. Apalagi pas puasa2 begini… hmm… yummy….. (Nah, apa coba hubungannya?! Hehehehe….. )
4. Berselubung topeng
Nggak jujur dengan diri sendiri. Nggak apa adanya.
Contoh 1 (Gaya selebritis: kemayu, dengan sikap bertutur diatur) : “Aku emang belum mau pacaran koq. Suer. Masih ingin sendiri.” –> Yang sebenarnya : aku belum ketemu yang aku mau die mau. Yang ada aku mau die ngga mau, ato die mau akunya ngga mau. Ada yang aku mau die mau, eh die maunya nabok sama aku.
Padahal apa salahnya kalo bilang, “Aku bukannya ngga kepengen, tapi belum ketemu yang pas.” Titik. Kalau bilangnya : belum mau pacaran, masih ingin sendiri –> besok ato lusa ternyata ketemu yang cocok, nah luh baru NYAHO!. Malu kan mesti ngejilat ludah kuda (kalau ludah sendiri mah biasa).
Contoh 2 (gaya politisi: kemaki, dengan sikap bertutur tak diatur) : “Gue naksir die?! Idihh, amit-amit. Sorry ya, dibayar goceng pun nggak bakalan gue ambil!” –> yang sebenernya: aku sih okelah sama die, tapi dienya cuek banget. Benci deh aku (Dengan gaya genit ala Tessy)
Padahal apa salahnya bilang, “Dienya cuek begono, mana berani gue.” Titik. Kalo bilangnya: amit-amit, dibayar goceng pun tak mau— dan ternyata dia naksir sama kita, Cuma karena dia punya kemaluan gede (baca: pemalu) jadinya die pasang sikap cuek bebek, sok cool. Nah, gimana coba kalo gitu?! Masak mau ikut-ikut si selebritis : ngejilat ludah kuda.
So, tanggalkan topeng itu. Apa adanya sajalah. Tapi ya, jangan vulgar, mengobral ato norak. Jujur dengan elegan gitulah.
5. Hanyut terbawa perasaan
Nelangsa. Merasa kasihan dengan diri sendiri. Seakan dengan ke-jomblo-an itu, dia menjadi orang paling malang di dunia. Makan jadi ngga enak (apalagi sayurnya basi, kurang garem pula ), tidur ngga nyenyak (AC mati ngga ada listrik, banyak nyamuk lagi, lengkap deh penderitaannya.)
Nyanyinya pun lagu Chrisye : “Di malam yang sesunyi ini aku sendiri, tiada yang menemani…. Srot srot (nyedot ingus)
Akhirnya kini kusadari dia telah pergi tinggalkan diriku… pufz pufz (buang ingus pake lengan baju). Nanini nananininani ninaneniii (bagian ini ngga hapal). Reff:
Mengapa terjadi pada diriku, aku tak percaya kau telah tiada… hiks hiks (terisak) haruskah ku pergi, tinggalkan dunia… hoahh, hoahh (nangis sejadi-jadinya).”
Selanjutnya no comment deh. Bukan apa-apa, ane takut ikutan sedih, ikutan nagins, ikut sedot ingus. Nanti thread ini malah ngga selesai lagi… icon biggrin 7 Kebiasaan Buruk Para Jomblo
Malah repot, Lagian, orang yang terhanyut oleh aneka rupa perasaan susah dan sedih sebetulnya kan ngga butuh kata-kata, Ia lebih butuh empati dan simpati (Bukan kartu As ato IM3)
Saya Cuma mau bilang : “You’ll never walk alone, jomblo (ngutip lagu yang biasa dinyanyiin fans Liverpool). Kan banyak juga yang jomblo… hehehe…”
6. Memaksakan kehendak
Cara halus : “Hi cowok, godain kita dong!” (Ekstrim: Sambil melotot, satu tanga berkacak pinggang, satunya lagi menggenggam batu siap ditimpukin). Atau, “Hi cewek, kita godain ya!” (Ekstrim: Sambil memiting nenek-nenek yang kebetulan lewat, dan menodongkan pistol ke keningnya).
Cara Kasar : “Apapun yang terjadi gua harus dapetin doi; biar gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang. Pokoknya harus dan kudu!” (Ekstrim: bayar segerombolan preman utk menculik doi, lalu dengan gaya Kung Fu Bruce Lee datang menyelamatkannya).
Atau, “Saya ngga bisa hidup tanpa doi. Udahlah, saya mau mati aja! Mana tali, mana tali! Saya mau gantung diri!” (Ekstrim: “Bunda, hidup ini kejam. Kembalikan saja aku kedalam rahimmu!” — segede gitu, gimana masukinnya coba?!).
Atau, “Marilah kepadaku semua yang letih, lesu dan membutuhkan kehangatan, aku akan memberikan diriku seutuhnya!” (Ekstrim: DISENSOR!, maklumlah ini kan bukan H A icon biggrin 7 Kebiasaan Buruk Para Jomblo )
Dan kalo berdoa, doanya gini: “Tuhan, kalau dia jodoh saya, dekatkanlah. Kalau dia bukan jodoh saya, jodohkanlah, Tapi kalo ngga bisa jadi jodoh saya, biarkan dia ngejomblo seumur hidup, Amin…”
Padahal segala sesuatu yang dipaksakan (apalagi soal jodoh), pasti akan lebih banyak buruknya daripada baiknya. Usaha tentunya ngga salah, punya keinginan monggo, silahkan. Tapi iringilah itu dengan penyerahan diri kepada Tuhan YME.
“Bukan kehendakku yang jadi, melainkan Kehendak-Mu.”
Dengan berusaha da berserah diri, hidup akan terasa lebih ringan, Tuhan tahu apa yang terbaik buat kita, percaya deh!….
7. Sirik
Orang Manado bilangnya mangiri. Alias iri dengki. Ngga senang melihat orang lain senang. Senangnya ngejelek-jelekin dan ngecil-ngecilin kebaikan orang lain, “Allaaaa, dia sih piala bergilir. Liat aja ntar juga dia bakalan pindah ke pelukan cowok laen. Gua sih amit-amit dapetin dia!”
“Eh, elu tau nggak, dia itu kan bekas pacarnya temen sodara gue, Nah, kata temen gue, temen gue dari sodaranya, sodaranya dari temennya yang mantan dia itu, (Nah, bingung kan ente-ente semua… :LMAO: ) dia pernah terlibat narkoba tuh. Pernah digerebek Polisi segala. Ortunya ampe ngejual rumah buat ngebebasin dia dari penjara.”
Padahal ke-sirik-an hanya akan membuat kita makin buruk dimata orang lain. Dan pasti dimata Tuhan juga. Ngga ada faedahnya.